SurahNuh terdiri dari 28 Ayat Surah ke 71 didalam Al Qur'an.Tulisan-Lafadz-Bacaan-Teks Arab Surah Nuh. سُورَة نوح مكيّة وهِي ثمان وعشرون آية نُوْح بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن Menantangmereka dengan sepuluh surah saja dari Qur'an. Al-Baqarah ayat 29, surat Al-Isra ayat 44, surat Al-Mu'minun ayat 86, surat Fushilat ayat 12, surat Ath-thalaq 12, surat Al- Mulk ayat 3, surat Nuh ayat 15, selain itu, penjelasan tentang terciptanta langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat. 2.1Pengetian MengetahuiAsbabun Nuzul dari ayat Qur'an adalah perkara yang penting. Al-Wahidi berpendapat bahwa menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak pada sejarah & penjelasan turunnya tidaklah mungkin.Ibnu Daqiqil 'Ied berpendapat bahwa keterangan tentang Asbabun Nuzul merupakan salah satu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa ilmu Asbabun Nuzul akan membantu Theprocess of descending the Koran is an important requirement in explaining the asbab nuzul which according to ulama in the tradition of Ulumul Qur'an study named with Asbabun Nuzul mikro. And the consequence of the word means there are verses that even most verses of the Qur'an do not have asbab nuzul. Therefore many verses of the Qur'an can Denganmembaca surah yaasin akan mendapatkan banyak pahala dari Allah tapi kita selaku muslim yang beriman juga harus tahu bagaimana asbabun nuzul atau sebab AsbabunNuzul : Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Bakar bin Abu Hafsh r.a. yang menceritakan bahwa ada seorang wanita yang dikenal dengan nama Saidah Al-Asadiyah; ia adalah wanita yang gila, pekerjaan sehari-harinya hanyalah mengumpulkan rambut dan serat-serat. Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan sifat-sifatnya uM881A. Asbabun Nuzul dapat dikatakan sebagai sejarah turunnya sebuah ayat Al-Qur’an. Bisa juga dikatakan sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Sebab-sebab yang dimaksud tersebut dapat berupa tempat, waktu, dan peristiwa. Dalam kaitannya dengan asbabun nuzul, Prof Muhammad Quraish Shihab dalam buku karyanya Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Mizan, 1999 menjelaskan bahwa mayoritas ulama mengemukakan kaidah al-'ibrah bi 'umum al-lafzh la bi khushush al-sabab patokan dalam memahami ayat adalah redaksinya yang bersifat umum, bukan khusus terhadap pelaku kasus yang menjadi sebab turunnya. Sedangkan sebagian kecil dari mereka mengemukakan kaidah sebaliknya, al-'ibrah bi khushush al-sabab la bi 'umum al-lafzh patokan dalam memahami ayat adalah kasus yang menjadi sebab turunnya, bukan redaksinya yang bersifat umum. Di sini perlu kiranya dipertanyakan "Bukankah akan lebih mendukung pengembangan tafsir jika pandangan minoritas di atas yang ditekankan?" Tentunya, jika demikian, maka perlu diberikan beberapa catatan penjelasan sebagai berikut Seperti diketahui setiap asbab al-nuzul pasti mencakup a peristiwa, b pelaku, dan c waktu. Tidak mungkin benak akan mampu menggambarkan adanya suatu peristiwa yang tidak terjadi dalam kurun waktu tertentu dan tanpa pelaku. Sayang, selama ini pandangan menyangkut asbabun nuzul dan pemahaman ayat sering kali hanya menekankan kepada peristiwanya dan mengabaikan "waktu" terjadinya -setelah terlebih dahulu mengabaikan pelakunya- berdasarkan kaidah yang dianut oleh mayoritas tersebut. Para penganut paham al-'ibrah bi khushush al-sabab, menekankan perlunya analogi qiyas untuk menarik makna dari ayat-ayat yang memiliki latar belakang asbabun nuzul itu, tetapi dengan catatan apabila qiyas tersebut memenuhi syarat-syaratnya. Muhammad Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan, Al-Halabiy, Mesir, Cet. III, 1980 Jilid I h. 125 Pandangan mereka ini, hendaknya dapat diterapkan tetapi dengan memperhatikan faktor waktu, karena kalau tidak, ia menjadi tidak relevan untuk dianalogikan. Bukankah, seperti dikemukakan di atas, ayat Al-Qur’an tidak turun dalam masyarakat hampa budaya dan bahwa "kenyataan mendahului/bersamaan dengan turunnya ayat"? Analogi yang dilakukan hendaknya tidak terbatas oleh analogi yang dipengaruhi oleh logika formal al-manthiq, al-shuriy yang selama ini banyak mempengaruhi para fuqaha' kita. Tetapi, analogi Yang lebih luas dari itu, yang meletakkan di pelupuk mata al-mashalih al-mursalah dan yang mengantar kepada kemudahan pemahaman agama, sebagaimana halnya pada masa Rasul dan para sahabat." Yusuf Kamil, Al-'Ashriyun Mu'tazilat Al-Yawm, Al-Wafa' Al-Mansurah, Mesir, 1985 Qiyas yang selama ini dilakukan menurut Ridwan Al-Sayyid adalah berdasarkan rumusan Imam Al-Syafi'i, yaitu "Ilhaq far'i bi ashl li ittihad al-'illah", yang pada hakikatnya tidak merupakan upaya untuk mengantisipasi masa depan, tetapi sekadar membahas fakta yang ada untuk diberi jawaban agama terhadapnya dengan membandingkan fakta itu dengan apa yang pernah ada. Ridhwan Al-Sayyid, Al-Islam Al-Mu'ashir, Naz'at fiAl-Hadhir wa Al-Mustaqbal, Dar Al-'Ulum Al-Arabiyah, Beirut, 1986 Pengertian asbabun nuzul dengan demikian dapat diperluas sehingga mencakup kondisi sosial pada masa turunnya Al-Quran dan pemahamannya pun dapat dikembangkan melalui kaidah yang pernah dicetuskan oleh ulama terdahulu, dengan mengembangkan pengertian qiyas. Fathoni Surat Az-Zalzalah tergolong dalam surat Madaniyah menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, sedangkan menurut Ibnu Masud dan Atha' tergolong surat Makiyah. Surat Az-Zalzalah diturunkan setelah surat An-Nisa', terdiri atas delapan ayat, 35 kalimat dan 149 huruf. Surat ini dinamakan surah Az-Zalzalah atau Az-Zilzaal karena awal surat atau ayat 1 dimulai dengan pemberitahuan tentang terjadinya gempa dahsyat beberapa saat sebelum hari Kiamat إِذَا زُلْزِلَتِ ٱلْأَرْضُ زِلْزَالَهَا Artinya, “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat.” Syekh Wahbah Az-Zuhaili wafat 2015 M mengatakan أسلوب هذه السورة المدنية وموضوعها يشبه أسلوب وموضوع السور المكية، لإخبارها عن أهوال القيامة وشدائدها Artinya, " Uslub surat ini adalah Madaniyyah, sedangkan temanya menyerupai uslub dan tema surat-surat Makkiyyah, karena memberi kabar tentang kondisi mengerikan dan mencekamnya hari Kiamat". Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr 1418 H], juz XXX, halaman 355. Syekh Muhammad Amin Al-Harari wafat 2019 M dalam tafsirnya menyebutkan pendapat Ibnu Hazm bahwa surat ini keseluruhannya adalah muhkamah serta tidak ada ayat yang menashk dan dimansukh وقال محمد بن حزم - رحمه الله تعالى - سورة الزلزلة محكمة كلها ليس فيها ناسخ ولا منسوخ Artinya, " Muhammad bin Hazm berkata "Surat Az-Zalzalah seluruhnya muhkamah. Di dalamnyatidak ada ayat menaskh dan ayat yang ​​​​​​dimansukh." Muhammad Amin Al-Harari, Tafsir Hada`iqur Ruh war Raihan [Beirut, Dar Thuqun Najah 2001 ] juz XXXII halaman 229. Adapun asbabun nuzul surat ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Mustafa Al-Maraghi, Syekh Wahbah Az-Zuhaili dan Syekh Muhammad Amin Al-Harari dalam tafsir mereka adalah sebagai berikut ذكر في سبب نزولها أن الكفار كانوا كثيرًا ما يسألون عن يوم الحساب، ومتى هو، فيقولون أيان يوم القيامة؟ ويقولون متى هذا الوعد وما أشبه ذلك، فذكر لهم الخالق عَزَّ وَجَلَّ في هذه السورة علامات ذلك اليوم فقط؛ ليعلموا أنه لا سبيل إلى تعيين ذلك اليوم الذي يعرض الناس فيه على ربهم؛ ليجازي كلًّا بعمله ويعاقب المذنبين ويثيب المحسنين، وأنه تعالى سيجازي على أصغر الأعمال، إن خيرًا فخير وإن شرًا فشر Artinya, "Disebutkan terkait sebab turun surat Az-Zalzalah adalah orang-orang kafir banyak bertanya tentang hari perhitungan, kapan hari perhitungan itu terjadi. Mereka berkata, "Kapankah hari Kiamat itu? Kapan datangnya ancaman itu?", dan pertanyaan-pertanyaan lain yang semisal. Karena itu, Allah swt menyebutkan kepada mereka di dalam surat ini tentang tanda-tanda hari Kiamat saja, agar mereka mengetahui tidak ada jalan untuk menentukan hari itu, hari yang manusia menghadap Tuhannya supaya Allah memberi balasan kepada seluruh mereka berdasarkan amalnya; menyiksa orang-orang yang berdosa dan memberi pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya Allah akan membalas amal-amal yang kecil sekalipun. Jika amalnya baik maka balasan​​​​​​nya baik. Namun jika amalnya buruk, balasannya pun akan buruk." Al-Harari, Tafsir Hada`iqur Ruh, juz XXXII halaman 231; Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, juz XXX halaman 218; dan Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, juz XXX halaman 356. Keutamaan Surat Az-Zalzalah Imam Al-Qurthubi wafat 671 H mengatakan surat Az-Zalzalah mempuyai banyak keutamaan. Kemudian beliau menyebutkan beberapa riwayat yang mencakup keutamaan surat Az-Zalzalah ini sebagai berikut رَوَى الترمذي عن أنس ابن مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ إِذَا زُلْزِلَتْ، عُدِلَتْ لَهُ بِنِصْفِ الْقُرْآنِ Artinya, "At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata "Rasulullah saw bersabda "Barangsiapa membaca surat “Izda zulzilat”, itu mengimbangi setengah Al-Qur'an". Syekh Amin Al-Harari juga menyebutkan riwayat ini untuk menjelaskan keutamana surat dalam tafsirnya. Di sana beliau menjelaskan maksud dari "mengimbangi setengah Al-Qur'an" dalam hadits tersebut sebagai berikut وقوله تعدل بنصف القرآن، وذلك؛ لأن أحكام القرآن تنقسم على قسمين أحكام الدنيا وأحكام الآخرة، وهذه السورة تشتمل على أحكام الآخرة كلها إجمالًا Artinya, " Adapun sabda Nabi saw “Surat Az-Zalzalah ​​​​​​​mengimbangi setengah Al-Qur'an”, itu karena hukum-hukum Al-Qur'an terbagi atas dua pembagian yaitu, hukum-hukum dunia dan hukum-hukum akhirat. Sedangkan surat ini secara umum mencakup seluruh hukum-hukum akhirat". Al-Harari, Tafsir Hada`iqur Ruh, juz XXXII, halaman 230. Dalam menyebutkan keutamaan surat Az-zalzalah, Imam Al-Quthubi menyebutkan riwayat lain sebagai berikut عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ. وَرُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ إِذَا زُلْزِلَتْ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ، كَانَ كَمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ Artinya, " Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan dari Ali ra, ia berkata "Rasulullah saw bersabda "Barangsiapa membaca surat “Izda zulzilat” empat kali, itu seperti membaca Al-Qur'an seluruhnya." وَرَوَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ إِذَا زُلْزِلَتْ بَكَى أَبُو بَكْرٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا أَنَّكُمْ تُخْطِئُونَ وَتُذْنِبُونَ وَيَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ، لَخَلَقَ أُمَّةً يُخْطِئُونَ وَيُذْنِبُونَ وَيَغْفِرُ لهم، إنه هو الغفور الرحيم Artinya, "Abdullah bin Umar bin Al-'Ash berkata "Ketika surat “Izda zulzilat” diturunkan, Abu Bakar menangis. Kemudian Nabi saw bersabda " Andaikan kalian semua berbuat kesalahan dan dosa, dan Allah akan mengampuni kalian semua, maka sungguh Allah akan menciptakan umat yang berbuat kesalahan dan dosa, kemudian akan mengampuninya. Sesungguhnya Allah itu Maha Memberi Ampun serta Maha Kasih Sayang. Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsirul Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub Al-Mishriyah 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 146. Wallahu a'lam. Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo Jakarta - Nabi Nuh AS adalah rasul yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menghadapi kaumnya. Namanya diabadikan menjadi sebuah surat dalam Al Quran yaitu surat Nuh Arab نوح merupakan surat ke-71 dalam urutan mushaf Al Quran yang terdiri dari 28 ayat. Surat Nuh diturunkan di Kota Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Surat ini termasuk golongan surat Tafsir Ibnu Katsir, pada permulaan surat ini Allah SWT menceritakan tentang Nabi Nuh AS bahwa Dia telah mengutusnya kepada kaumnya. Dia memerintahkan kepada Nabi Nuh AS agar memberikan peringatan akan datangnya azab Allah sebelum menimpa mereka. Nabi Nuh AS mengajak agar kaumnya mengerjakan apa yang diperintahkan dan membenarkan risalah yang disampaikannya. Jika mereka kaum Nabi Nuh AS mau bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT, niscaya azab itu akan diangkat dilenyapkan dari mereka. Namun, kaumnya tidak mendengarkan apa yang diperingatkan oleh Nabi Nuh bacaan Surat Nuh ayat 1-28 Arab, latin, dan terjemahannya1. إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌArab-latininnā arsalnā nụhan ilā qaumihī an anżir qaumaka ming qabli ay ya`tiyahum 'ażābun alīmArtinya "Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan memerintahkan "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih."2. قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌArab-latin qāla yā qaumi innī lakum nażīrum mubīn Artinya "Nuh berkata "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu."3. أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِArab-latin ani'budullāha wattaqụhu wa aṭī'ụn Artinya "yaitu sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,"4. يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ ۖ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَArab-latin yagfir lakum min żunụbikum wa yu`akhkhirkum ilā ajalim musammā, inna ajalallāhi iżā jā`a lā yu`akhkhar, lau kuntum ta' "Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui."5. قَالَ رَبِّ إِنِّى دَعَوْتُ قَوْمِى لَيْلًا وَنَهَارًاArab-latin qāla rabbi innī da'autu qaumī lailaw wa nahārā Artinya "Nuh berkata "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang."6. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَآءِىٓ إِلَّا فِرَارًاArab-latin fa lam yazid-hum du'ā`ī illā firārā Artinya "Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran."7. وَإِنِّى كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوٓا۟ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَٱسْتَغْشَوْا۟ ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا۟ وَٱسْتَكْبَرُوا۟ ٱسْتِكْبَارًاArab-latin wa innī kullamā da'autuhum litagfira lahum ja'alū aṣābi'ahum fī āżānihim wastagsyau ṡiyābahum wa aṣarrụ "Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka kepada iman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya kemukanya dan mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat."8. ثُمَّ إِنِّى دَعَوْتُهُمْ جِهَارًاArab-latin ṡumma innī da'autuhum jihārā Artinya "Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepada iman dengan cara terang-terangan."9. ثُمَّ إِنِّىٓ أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًاArab-latin ṡumma innī a'lantu lahum wa asrartu lahum isrārā Artinya "kemudian sesungguhnya aku menyeru mereka lagi dengan terang-terangan dan dengan diam-diam."10. فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًاArab-latin fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā Artinya "maka aku katakan kepada mereka 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun."Artinya "Supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu."21. قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِى وَٱتَّبَعُوا۟ مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُۥ وَوَلَدُهُۥٓ إِلَّا خَسَارًاArab-latin qāla nụḥur rabbi innahum 'aṣaunī wattaba'ụ mal lam yazid-hu māluhụ wa waladuhū illā "Nuh berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka."22. وَمَكَرُوا۟ مَكْرًا كُبَّارًاArab-latin wa makarụ makrang kubbārā Artinya "dan melakukan tipu-daya yang amat besar". لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًاArab-latin wa qālụ lā tażarunna ālihatakum wa lā tażarunna waddaw wa lā suwā'aw wa lā yagụṡa wa ya'ụqa wa nasrā Artinya "Dan mereka berkata "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr". أَضَلُّوا۟ كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا ضَلَٰلًاArab-latin wa qad aḍallụ kaṡīrā, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā ḍalālā Artinya "Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan manusia; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan."25. مِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمْ أُغْرِقُوا۟ فَأُدْخِلُوا۟ نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا۟ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًاArab-latin mimmā khaṭī`ātihim ugriqụ fa udkhilụ nāran fa lam yajidụ lahum min dụnillāhi anṣārāArtinya "Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah."26. وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى ٱلْأَرْضِ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ دَيَّارًاArab-latin wa qāla nụḥur rabbi lā tażar 'alal-arḍi minal-kāfirīna dayyārā Artinya "Nuh berkata "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."27. إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًاArab-latin innaka in tażar-hum yuḍillụ 'ibādaka wa lā yalidū illā fājirang kaffārā Artinya "Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir."28. رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢاArab-latin rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā "Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan."Yuk baca surat Nuh ayat 1-28 sahabat hikmah! nwy/nwy Al-Faatihah 001. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang 002. Segala puji bagi Allah Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah. Tuhan semesta alam artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin' merupakan bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal dari katàalaamah tanda mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya. 003. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang yaitu yang mempunyai rahmat. Rahmat ialah menghendaki kebaikan bagi orang yang menerimanya. 004. Yang menguasai hari pembalasan di hari kiamat kelak. Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai dengan firman Allah Taala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini hari kiamat? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." Al-Mukmin 16 Bagi orang yang membacanya 'maaliki' maknanya menjadi "Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat". Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz dzanbi' Yang mengampuni dosa-dosa. Dengan demikian maka lafal 'maaliki yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudahmàrifah dikenal. 005. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan Artinya kami beribadah hanya kepada-Mu, seperti mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya. 006. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus Artinya bimbinglah kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu 007. Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut Bukan jalan mereka yang dimurkai Yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi. Dan bukan pula dan selain mereka yang sesat. Yang dimaksud adalah orang-orang Kristen. Faedah adanya penjelasan tersebut tadi mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Kristen. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan segala sesuatu. Semoga selawat dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Al-Baqarah 001. Alif laam miim Allah yang lebih mengetahui akan maksudnya. 002. Kitab ini yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. tidak ada keraguan atau kebimbangan padanya bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek 'Kitab ini', sedangkan kata-kata isyarat 'ini' dipakai sebagai penghormatan. menjadi petunjuk sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun bagi orang-orang yang bertakwa maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka. 003. Orang-orang yang beriman yang membenarkan kepada yang gaib yaitu yang tidak kelihatan oleh mereka, seperti kebangkitan, surga dan neraka dan mendirikan salat artinya melakukannya sebagaimana mestinya dan sebagian dari yang Kami berikan kepada mereka yang Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki mereka nafkahkan mereka belanjakan untuk jalan menaati Allah. 004. Dan orang-orang yang beriman pada apa yang diturunkan kepadamu maksudnya Alquran, dan apa yang diturunkan sebelummu yaitu Taurat, Injil dan selainnya serta mereka yakin akan hari akhirat, artinya mengetahui secara pasti. 005. Merekalah, yakni orang-orang yang memenuhi sifat-sifat yang disebutkan di atas yang beroleh petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung yang akan berhasil meraih surga dan terlepas dari siksa neraka. 006. Sesungguhnya orang-orang kafir seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya sama saja bagi mereka, apakah kamu beri peringatan dibaca, a-andzartahum, yakni dengan dua buah hamzah secara tegas. Dapat pula hamzah yang kedua dilebur menjadi alif hingga hanya tinggal satu hamzah saja yang dibaca panjang atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Hal itu telah diketahui oleh Allah, maka janganlah kamu berharap mereka akan beriman. 'Indzar' atau peringatan, artinya pemberitahuan disertai ancaman. 007. Allah mengunci mati hati mereka maksudnya menutup rapat hati mereka sehingga tidak dapat dimasuki oleh kebaikan begitu pun pendengaran mereka maksudnya alat-alat atau sumber-sumber pendengaran mereka dikunci sehingga mereka tidak memperoleh manfaat dari kebenaran yang mereka terima sedangkan penglihatan mereka ditutup dengan penutup yang menutupinya sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran dan bagi mereka siksa yang besar yang berat lagi tetap. Terhadap orang-orang munafik diturunkan Surat Nuh merupakan surah ke-71 dalam Al-Quran yang terdiri dari 28 ayat. Surah ini menjadi salah satu surah yang menceritakan kisah nabi Nuh dan banjir besar yang terjadi di zaman itu. Namun, selain kisah tersebut, surah ini juga memiliki asbabun nuzul yang menarik untuk dipelajari. Apa itu asbabun nuzul surat Nuh? Simak penjelasannya di bawah ini. Pengertian Asbabun Nuzul Surat Nuh Asbabun nuzul surat Nuh adalah penjelasan mengenai sebab-sebab turunnya surat Nuh. Sebagai contoh, ada beberapa ayat dalam surah ini yang turun akibat dari peristiwa tertentu yang terjadi pada masa kehidupan Nabi Muhammad saw. Pengetahuan tentang asbabun nuzul sangat penting untuk memahami makna serta konteks ayat dalam Al-Quran. Sebab Turunnya Surat Nuh Menurut sejumlah riwayat, sebab turunnya surat Nuh adalah sebagai berikut Pertama, surat ini turun sebagai jawaban atas permintaan orang-orang musyrik Quraisy yang meminta Nabi Muhammad saw untuk menunjukkan mukjizat yang besar. Allah kemudian menurunkan surat Nuh sebagai bukti kekuasaan-Nya yang mampu menghancurkan seluruh umat manusia. Kedua, surat ini turun sebagai penghiburan bagi Nabi Muhammad saw yang saat itu masih dikejar-kejar oleh musuh-musuhnya. Surat ini mengajarkan bahwa Allah akan selalu melindungi hamba-hamba-Nya yang taat serta memberikan keadilan bagi setiap makhluk-Nya. Surat Nuh mengajarkan tentang pentingnya beriman kepada Allah serta taat kepada-Nya. Meskipun Nabi Nuh saat itu dianggap gila oleh kaumnya, ia tetap teguh pada keimanan dan berjuang untuk menyelamatkan umat manusia dari banjir besar yang akan datang. Surat ini juga mengingatkan manusia akan kekuasaan Allah yang mampu menghancurkan seluruh makhluk-Nya jika mereka tidak taat kepada-Nya. Kesimpulan Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul surat Nuh adalah penjelasan mengenai sebab-sebab turunnya surat Nuh. Surat ini turun sebagai jawaban atas permintaan orang-orang musyrik Quraisy dan sebagai penghiburan bagi Nabi Muhammad saw. Surat Nuh mengajarkan tentang pentingnya beriman dan taat kepada Allah serta mengingatkan manusia akan kekuasaan-Nya yang mampu menghancurkan seluruh makhluk-Nya jika mereka tidak taat kepada-Nya. Pos terkaitBahasa Daerah Sunda Sampai Berjumpa LagiBeberapa Pengertian dan Fungsi Array yang Benar Terdapat PadaPeristiwa Tertariknya Partikel Koloid oleh Medan Listrik DisebutPada Tahun 1770 Inggris Mengakui Haknya atas Benua Australia MelaluiBerikut Bukan Faktor Pendorong Pembangunan Ekonomi AdalahMengapa Kita Harus Bernegosiasi dengan Santun?

asbabun nuzul surat nuh